KABARPARLEMEN.ID – Andi Supriadi (41) adalah anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya dari PDI Perjuangan. Bergabungnya dengan partai berlambang kepala banteng itu ternyata dilatari gagasan Soekarno, yang menginspirasinya sejak pertama membaca buku.
Persentuhan Andi Supriadi dengan gagasan Presiden Pertama Republik Indonesia itu saat dirinya duduk di kelas 2 bangku SMA. Ada seseorang yang memberinya sebuah buku, sesaat ia mengutarakan cita-citanya berubah dari hendak jadi buruh pabrik menjadi pemimpin.
“Buku itu isinya kurang lebih tentang perjalanan hidup Ir. Soekarno. Itu buku pertama yang saya baca dan langsung menginspirasi. Bagaimanya Soekarno berbicara soal buruh, nasib petani, nasib nelayan, dan bagaimana bangsa ini harus punya pondasi yang sangat kuat,” terang Andi.
Sungguh buku yang bukan hanya menginspirasi, tetapi juga mendorongnya untuk membaca lebih banyak buku. Buku apa saja. Padahal masa kecilnya berlangsung di sebuah desa di selatan Kabupaten Tasikmalaya.
Karena mau menjadi pemimpin, Andi menempuh pendidikan politik di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Tamat sampai mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP).
Di samping itu, sampir separuh hidupnya Andi dedikasikan sebagai aktivis agraria, bergabung dengan Serikat Petani Pasundan. Bersama Ibang Lukman Nurdin, Indra Agustiani dan S. Maulana Rayahu; ia menyusun sebuah buku berjudul Gerak Rakyat untuk Pembaruan Agraria (2005).
Perjuangan Andi bersama Serikat Petani Pasundan bukan hanya di tataran lokal, melainkan menembus langsung ke nasional. Hingga akhirnya organisasi tersebut mendapatkan hak atas tanah, yang sebelumnya tidak mereka miliki.
“Menjadi aktivis agraria tetap sampai hari ini, karena itu juga bagian dari panggilan. Sangat panjang, 22 tahun bergelut di sana; saling mendorong, mengingatkan, menggali potensi masing-masing,” lanjut Andi.
Pengalaman yang begitu panjang itulah yang membentuk watak Andi menjadi pantang menyerah. Kegagalan dan keberhasilan selalu memberinya pelajaran baru.
Bersentuhan dengan PDI Perjuangan
Gagasan Ir. Soekarno dan persentuhan dengan wong cilik pada gilirannya membawa Andi bersentuhan dengan PDI Perjuangan. Mula-mula hanya untuk bermain. Lambat laun mendalami spririt PDI Perjuangan.
Tumbuhlah kesan bahwa terdapat kesamaan antara spirit PDI Perjuangan dengan perjuangan Andi sejauh itu. Ia seperti menemukan rumah untuk tahapan perjuangan selanjutnya.
“Akhirnya saya bergabung dan menjadi anggota. Padahal banyak senior yang bergabung dengan partai lain. Tapi di PDI Perjuangan, saya merasa menemukan ketenangan batin,” aku Andi.
Sudah berpartai praktis Andi menyusun target-target politis. Tetapi untuk sampai ke kursi DPRD ia rasakan tidak mudah. Prosesnya cukup panjang.
Atas capaiannya kini duduk di DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Andi sangat berterima kasih kepada Ade Sugianto, Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Tasikmalaya yang memberinya kesempatan. Kesempatan yang datang justru saat ia sendiri belum merencanakannya.
“Pak Ade Sugianto bilang ke saya, ‘kalau jadi aktivis gerakan sosial mah harus punya keberanian terjun ke politik praktis’. Saya bilang, ‘masih pikir-pikir dulu’. Pak Ade bilang lagi, ‘jangan pikir-pikir. Terjun! Mencalonkan lah’,” kenang Andi.
Tawaran itu Andi pandang bukan main-main. Terpikirlah bahwa untuk mencalonkan diri menjadi anggota DPRD harus mempersiapkan banyak hal: mental, fisik, finansial, relasi, dan penunjang lainnya.
Selebihnya, badi Andi pribadi, mencalonkan sebagai anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya tidaklah hampa. Ada wajah-wajah kawannya yang harus dijaga juga. Karena itulah ia memilih berkoordinasi dengan sejawat seorganisasi.
“Saya berkoordinasi itu untuk meminta pandangan, apa kira-kira jawaban yang pas untuk saya sampaikan kepada Pak Ade Sugianto. Prosesnya kurang lebih empat bulan. Kawan-kawan pada akhirnya bilang, ‘kita bismillah saja’,” tambah Andi.
Sekalipun demikian, hati Andi masih berat. Baginya yang berpolitik bukan atas hasrat sendiri, melainkan atas tawaran yang lain; khawatir jika di kemudian hari jatuh pada jalan yang salah.
“Faktanya sekarang saya sudah duduk di DPRD Kabupaten Tasikmalaya. Minimal di sini saya bisa ngomong soal kondisi nelayan, petani, UMKM, Desa. Artinya, saya memiliki ruang sangat besar untuk memulai memberikan gagasan-gagasan yang mudah-mudahan bisa memberikan kebaikan,” harap Andi pada akhirnya.
Komentar