oleh

Asep Dzulfikri, Berpolitik demi Wujudkan Kemanfaatan bagi Masyarakat

KABARPARLEMEN.ID — Hidup adalah soal memberi manfaat bagi sebanyak mungkin orang. Untuk mewujudkan itu, politik menjadi salah satu jalan yang memungkinkan. Itulah pandangan Asep Dzulfikri, anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Asep Dzulfikri lahir di Tasikmalaya, pada 11 Desember 1986. Anak sulung dari tiga bersaudara. Putra pasangan Tatang Farhanul Hakim dan Mimi Rosmiati.

Tatang Farhanul Hakim adalah Bupati Tasikmalaya selama dua periode, ketika awal era reformasi bergulir. Sebagai anak seorang pejabat nomor satu di daerah, Asep kecil mengaku tidak merasa istimewa. Kehidupannya biasa saja dengan yang lain.

Asep justru tumbuh sebagai pribadi yang lugu dan cenderung pemalu. Lingkungan keluarga sangat teguh memegang nilai-nilai agama. Sebagai putra seorang pejabat, ia mengaku tidak merasakan kekurangan kasih sayang seorang ayah yang sibuk. Ayahnya tetap memiliki cukup waktu untuk berinteraksi dengan keluarga.

Sang ayah mengajarkan kemandirian. Tidak ada kata mengistimewakan anak-anaknya, sekalipun ia seorang pejabat publik. Tapi, satu hal yang selalu ditekankan, adalah pentingnya pendidikan. Anak-anaknya harus tekun belajar.

“Bagi ayah saya itu, pendidikan nomor satu. Karena ilmu itu tidak bisa diwariskan, berbeda dengan harta kekayaan. Makanya, kalau soal pendidikan, ayah itu sangat tegas dan disiplin,” kenang Asep Dzulfikri.

Beranjak dewasa, tepatnya saat duduk di bangku SMA, Asep mulai menggemari organisasi. Sifatnya yang pemalu melatarinya bergabung dengan organisasi pecinta alam: Philosopia Pecinta Alam SMA Negeri 1 Tasikmalaya. Ia manjadi Ketua Umum periode 2003-2004.

“Mungkin karena pemalu itu saya masuk ke organisasi pecinta alam. Karena tidak suka keramaian, jadi hobinya naik gunung. Dari sana juga saya belajar artinya perjuangan, karena untuk mencapai puncak itu tidak mudah,” kata Asep.

Kuliah di Bandung

Pengalaman aktif di organisasi pecinta alam tidak hanya menambah keterampilan fisik, tetapi juga membangun mentalitas Asep dalam menghadapi tantangan hidup dengan keberanian dan keteguhan. Salah satunya saat merantau ke Bandung untuk kuliah.

Saat kuliah, Ketua DPD PAN Kabupaten Tasikmalaya ini mengambil jurusan Manajemen. Ia memilih sendiri jurusannya, tanpa campur tangan orangtuanya.

Saat kuliah juga Asep mulai merintis bisnis. Matanya terbuka terhadap realitas sosial dan ekonomi masyarakat. Berbisnis juga mengasah kemampuan manajerial, liniar dengan jurusan yang ia pilih.

Hal penting dari bisnis, bagi Asep, adalah tumbuhnya perspektif baru tentang mengelola sumber daya manusia dan keuangan. Ia belajar memahami dinamika pasar, kebutuhan konsumen, dan mengelola risiko.

Interaksi Asep dengan masyarakat dalam konteks bisnis ini juga memperdalam pemahamannya tentang tantangan yang dihadapi oleh masyarakat lokal, terutama dalam aspek ekonomi. Ia pun kian dalam bermiprah pada kegiatan sosial dan politik.

KNPI sebagai Pintu

Selalu ada pintu untuk masuk ke ruangan baru. Begitu juga bagi Asep yang semula bergelut dalam ruangan bisnis lalu beralih ke politik.

Pintu itu bernama Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Organisasi ini Asep imuti sejak pulang dari kuliah ke Tasikmalaya. Di dalamnya ia belajar tentang dinamika politik dan proses pembuatan kebijakan publik.

KNPI juga mempertemukannya dengan banyak tokoh politik. Padahal ayahnya sendiri seorang politikus. Tapi perkenalan dengan tokoh lain semakin memperkaya peran politik dalam pembangunan daerah.

Di antaranya, politik adalah tentang proses membangun jaringan, memobilisasi dukungan, dan mengadvokasi isu-isu penting di masyarakat. Hingga akhirnya benar-benar masuk ke dunia politik praktis.

Dari PPP Beralih ke PAN

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah partai yang Asep pilih untuk bergabung. Partai inilah yang menghantarkan ayahnya, Tatang Farhanul Hakim menjadi penguasa Kabupaten Tasikmalaya, di mana PPP mengalami masa keemasannya.

Bergabung dengan PPP tidak lama. Dinamika internal partai memicu Tatang berpindah haluan ke Partai Amanat Nasional (PAN). Sebagai anak, Asep mengikuti jejak ayahnya.

“Saya loyal saja kepada ayah, sehingga mengikuti jejaknya, termasuk saat berpindah partai. Karena pada prinsipnya bagi saya berpolitik itu soal memberikan sebanyak mungkin manfaat bagi masyarakat, di partai manapun,” papar Asep.

PAN kemudian menjadi perahu bagi Asep saat mencalonkan diri pada Pileg 2014. Pengalaman pertama dan juga meloloskannya duduk di kursi DPRD Kabupaten Tasikmalaya.

Melalui lembaga Legislatif Asep melihat potensi besar Kabupaten Tasikmalaya dalam sektor agribisnis. Bahkan bisa menjadi kunci memajukan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Karena itu, sejauh ini Asep berkomitmen mendorong inovasi dan pengembangan teknologi agribisnis. Harapannya Kabupaten Tasikmalaya dapat bersaing di tingkat regional maupun nasional.

Selain agribisnis, Asep juga sangat peduli dengan karakter religius dan budaya Islami yang kuat di Kabupaten Tasikmalaya. Ia berupaya menjaga dan memperkuat nilai-nilai keislaman dalam setiap kebijakan dan program yang diusulkannya.

Bagi Asep, kemajuan ekonomi harus sejalan dengan pelestarian nilai-nilai budaya dan agama yang menjadi identitas masyarakat Tasikmalaya. Itulah ejawantah dari Religius/Islami sebagai konsensus bersama untuk Kabupaten Tasikmalaya.

“Saya suka bicara dengan ayah terkait Religius/Islami. Kata ayah, untuk mewujudkan itu sampai ideal memang butuh waktu lama. Mungkin akan lebih dari 30 tahun. Makanya saya bertekad untuk melanjutkan itu,” tekan Asep.

Karier politik Asep terus berkembang. Kini ia menjabat Ketua DPD PAN Kabupaten Tasikmalaya. Untuk konteks Kabupaten Tasikmalaya adalah ketua partai paling muda.

Sebagai ketua partai, Asep mengaku menghadapi tantangan yang lebih besar dalam mengkoordinasikan berbagai program dan kegiatan. Terutama untuk memastikan bahwa PAN tetap menjadi partai yang relevan dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Asep berusaha untuk menjadikan PAN sebagai wadah yang efektif dalam menyalurkan aspirasi masyarakat, terutama dalam hal kebijakan publik yang pro-rakyat dan pembangunan daerah yang berkelanjutan. Ia juga berkomitmen untuk memperkuat basis dukungan partai di tingkat akar rumput, dengan melibatkan lebih banyak generasi muda dalam aktivitas politik.

Sebagai politisi muda, Asep Dzulfikri memiliki harapan besar untuk masa depan Kabupaten Tasikmalaya. Ia ingin melihat daerahnya tumbuh menjadi wilayah yang maju, sejahtera, dan tetap memegang teguh nilai-nilai keislaman yang menjadi identitasnya.

“Saya percaya bahwa dengan komitmen dan kerja sama dari semua pihak, impian ini dapat terwujud,” tandas Asep.

(Dari berbagai sumber)

Komentar