KABARPARLEMEN.ID – Salah satu anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya yang fokus betul memperhatikan sektor pendidikan adalah Jenal Abidin. Politikus PPP itu mengaku prihatin memerhatikan karakter anak didik belakangan ini.
Jenal Abidin yang berangkat dari Dapil 7 itu mengakui bahwa pola pendidikan saat ini jauh berbeda dengan pola pendidikan zaman dulu. Karena itu, katanya, perlu ada penyesuaian dan perbaikan pola didik.
Dorongannya ini tidak terlepas juga dari posisinya di Komisi IV DPRD Kabupaten Tasikmalaya, yang di samping membidangi pendidikan juga membidangi kesehatan, keagamaan, pariwisata dan pemuda.
“Perlu penyesuaian dan perbaikan pola pendidikan itu terutama dalam adab atau akhlak terhadap guru,” pandang Jenal.
Pria kelahiran Tasikmalaya 28 April 1978 itu memang memuji perkembangan kurikulum pendidikan. Sejauh ini kemajuannya sangat pesat. Apalagi pada era teknologi informasi.
“Kalau soal ilmu, orang-orang dulu boleh dibilang kalah pintar oleh orang-orang sekarang. Tetapi dalam hal adab, terutama penghormatan terhadap guru, itu hampir hilang,” tambah Jenal.
Jenal mencontohkan perilaku anak didik zaman dulu dengan sekarang. Dulu, sebagaimana ia alami sendiri, seorang anak kadang bersembunyi saat melihat guru.
Sikapnya itu bukan karena takut, melainkan karena malu dan hormat. Sehingga jika berpapasan dengan guru merasa khawatir akan salah bersikap.
Lain halnya dengan anak didik zaman sekarang. Jangankan sembunyi saat melihat guru, guru sedang duduk di depan kelas saja anak-anak kadang melunjak.
“Memandang perlu ada penekanan dan perubahan pola didik terhadap anak. Sehingga ke depan adab terhadap pendidik atau guru itu bisa lebih ada nilainya,” Jenal menekankan.
Selain soal akhlak, anak didik zaman sekarang juga kurang dalam hal kedisiplinan. Jenal melihat dua hal minimal. Pertama disiplin soal waktu. Kedua disiplin dalam berbusana.
Soal waktu, anak didik zaman sekarang tampak tidak malu jika telat datang ke sekolah, atau bahkan dalam menyelesaikan pekerjaan rumah. Sementara soal pakaian, Jenal mengaku sering melihat anak sekolah yang hanya memakai kous oblong.
“Kalau kurikulum, pembelajaran-penbelajaran atau materi-materinya sekarang justru lebih bagus-bagus. Sangat meningkat. Intinya, tenaga pendidik harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Tetapi adab juga harus diutamakan, agar ilmu yang dimiliki bisa bermanfaat,” harap Jenal.
Untuk merealisasikan harapannya itu, selain berkutat dengan regulasi di DPRD, Jenal mengaku sering juga bersosialisasi langsung ke masyarakat. Misalnya melalui majelis pengajian.
“Turun langsung ke lapangan memang paling efektif. Saya bisa menampung aspirasi juga melakukan edukasi. Jadi kami sama-sama bisa membutuhkan,” kata Jenal.
Mengingat kebutuhan masyarakat bukan hanya pada sektor pendidikan, Jenal juga tidak menapikan itu. Ia sering menampung aspirasi masyarakat Dapilnya: Bojonggambir, Sodonghilir, Taraju, Salawu dan Puspahiang.
“Aspirasi masyarakat itu juga seputar kesehatan, ekonomi dan sosial. Itu memang sesuai tugas, pokok dan fungsi saya di Komisi IV. Jadi saya juga mendorong itu semua di DPRD Kabupaten Tasikmalaya,” pungkas Jenal.
Termasuk dia memperjuangkan aspirasi masyarakat berkaitan dengan pembangunan infrastruktur, baik jalan utama maupun lingkungan di desa-desa.
“Kemarin saya mendorong Jalan Raya Sodong-Taraju, alhamdulillah direalisasikan, termasuk saat ini dorongannya Warung Peuteuy –Taraju-Bojonggambir juga terealisasi,” ujar Sekretaris Fraksi PPP DPRD Kabupaten Tasikmalaya ini.
Perjuangan lainnya yaitu H Jenal tengah mengusahakan agar dibangun akses-akses pariwisata, karena di Dapil VII kaya akan potensi wisata, baik perkebunan maupun wisata air.
“Saya juga terus mendorong pengoptimalan pengelolaan dan pengembangan wisata,” kata tokoh Tasikmalaya ini.
Utamanya, kata dia, Dapil VII ini memiliki potensi wisata desa yang akan meningkatkan pendapatan desa dan perekonomian masyarakat.
“Termasuk saya akan mendukung penuh bila ada pemerintah desa yang mengembangkan potensi wisata di desa,” kata dia.
Komentar