oleh

DPRD Kab. Tasik Ikuti Panen Perdana di Demplot Pertanian Berpupuk Ziotas

KABARPARLEMEN.ID–Demplot pertanian organik berpupuk Ziotas sudah menuai hasil. Setelah berproses selama lebih-kurang dua bulan, petani Pasirhuni, Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya menggelar panen perdana, Kamis (26/8/2021).

Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Asep Sopari Al Ayubi dan salah satu anggota Komisi II DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Dedi Kurniawan turut hadir. Ketua DPRD memang mengikuti proses demplot yang dikelola oleh LPM Kabupaten Tasikmalaya tersebut sejak awal.

“Acara siang ini bukan sekadar ceremonial melaksanakan panen padi, cabe dan bawang. Tetapi ada sebuah keberkahan bahkan sebuah keajaiban, di mana satu kekayaan alam Kabupaten Tasikmalaya yang bernama ziolit dapat meningkatkan produktivitas pertanian,” ujar Asep Sopari.

Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Asep Sopari Al Ayubi menunjukkan bawang merah hasil panen perdana petani Pasirhuni, Ciawi.

Ziolit itulah yang menjadi salah satu bahan baku pupuk bermerek Ziotas. Kata Asep Sopari, pupuk ini sudah terdaftar atau mendapat Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Untuk percontohan (demplot) penggunaan Ziotas, sejumlah petani menyulap padang eurih di Pasirhuni menjadi lahan pertanian.

“Kalau hari ini panen, sekitar dua bulan lalu saya ikut menanam atau mengolah tanah. Hari ini kita melihat hasil yang luar biasa. Tentunya ini bukan hanya berkat upaya manusia yang berproses, tetapi juga berkat kuasa Allah bagaimana produk pertanian ini berhasil dan maksimal,” lanjutnya.

Ke depan, lanjut Ketua DPRD, bila penggunaan Ziotas kian meluas tinggal memikirkan pasar. Untungnya, Asep Sopari mengaku dirinya mendapat informasi dari jajaran LPM Kabupaten Tasikmalaya bahwa untik hasil panen kali ini sudah mendapatkan kontrak; baik dengan pabrik maupun untuk keperluan konsumsi.

Cabe dengan sistem pertanian organik siap dipanen. DPRD Kabupaten Tasikmalaya ikut serta saat panen.

Untuk membesarkan hati para petani, secara kelembagaan DPRD akan sangat mendukung upaya peningkatan produksi yang ramah lingkungan; di mana pun dan siapa pun petaninya. Bahkan akan mendorong kerja sama dengan lembaga-lembaga terkait seperti lembaga swadaya masyarakat, kelompok tani, penyuluh, dan stakeholder lainnya.

“Hari ini petani harus bangga bahwa bukan kelompok yang termarjinalkan, tetapi bertani adalah pekerjaan yang sangat mulia. Ke depan kita berupaya menciptakan satu sistem pertanian dari mulai pengolahan tanah, penanaman, panen, pascapanen hingga pemasaran menjadi tanggung jawab bersama,” tandasnya.

Di pihak lain, Dedi Kurniawan selaku anggota Komisi II DPRD Kabupaten Tasikmalaya melihat potensi yang bagus. Apalagi pada masa pandemi sektor perekonomian paling terdampak. Sehingga perlu memaksimalkan potensi daerah yang sebagian luas merupakan wilayah agraris.

“Mudah-mudahan demplot atau percontohan ini berhasil dan dapat diikuti oleh seluruh masyarakat. Saya berharap bukan sebagian warga saja yang terlibat, kalau bisa setiap KK juga terlibat menggarap, walaupun hanya 10 atau lima bata,” ujar Dedi.

Semakin banyak yang terlibat, lanjut Dedi, merupakan solusi untuk menyelesailan persoalan produksi dan pasar. Di bawah komando LPM, sebuah sistem akan tercipta mulai dari produksi hingga pasar.

“Tinggal bersama-sama saja. Bagaimana pemerintah ikut mendorongnya. Sekarang juga di Komisi II sudah mulai dibahas tentang induatrialisasi hasil-hasil pertanian. Mudah-mudahan lancar,” harapnya.

Komisi II DPRD bahkan berkali-kali sudah membahas Ziotas dengan PDUP bertalian dengan produksi yang lebih bagus, karena bersinergi sekali dengan pertanian.

“Intinya dari kita, oleh kita, untuk kita. Mudah-mudahan pasar nasional, bahkan pasar internasional; Kabupaten Tasikmalaya bisa bangkit lagi,” pungkasnya.

Komentar